Alkisah ada seorang pemuda dgn belati terhunus di tangan masuk ke mesjid dan berteriak," Ada yang muslim tidak di sini??" Senyap. Semua terdiam ketakutan. Hanya ada seorang kakek yang menjawab, "Ya. Aku orang muslim."
Dengan belati berkilat, orang itu menuju sang kakek dan mengapit lengannya, "Bisa ikut saya keluar," katanya. Lalu mereka keluar.
Tidak berapa jauh dari mesjid, mereka berhenti di sebuah rumah. "Kek, bisa bantu kami memotong hewan kurban ini, biar sah secara Islam?" pintanya sambil menunjuk kambing yang terikat dgn seutas tali dan sedang merumput. Sang kakek mengambil belati, dan mulai mencoba memotong kambing itu. Dengan tenaganya yang lemah, ia mainkan belati itu ke leher sang kambing. Darah merah muncrat, tapi si kambing meronta dengan kuat ke sana ke mari. "Ah, aku tak cukup kuat nak, coba kau panggil yang lain di mesjid," pintanya menyerah.
Si pemuda dengan belati yang berlumuran darah kembali ke mesjid, dan berteriak, "Ada orang muslim lain lagi tidak di sini??!" Seluruh jemaah pucat basi, menyangka si pemuda pasti sudah membunuh sang kakek. Senyap. Tapi semuanya kompak memandang ke satu arah: sang Imam.
Sang Imam dengan gugup menjawab, "Untuk apa kalian semua memandang aku, hah??! Memangnya shalat dua rakaat saja sudah bikin aku muslim, apa?? !"
Catatan: kisah saya dapat dari Turki, dan saya rasa punya sentilan yang sangat dalam. Ia bukan sekedar lelucon, tapi mengingatkan kita bahwa tidak mentang-mentang kita beratribut Islam, sudah berarti kita muslim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar