Sebuah harta karun telah terpendam lama di Pulau Oak.
Sejak akhir abad ke-17 hingga saat ini, berbagai upaya telah dilakukan
untuk menggali harta karun pulau Oak, namun nihil. Teknologi kuno sekali
lagi membuktikan betapa hebatnya apa yang dianggap kuno bisa memperdaya
teknologi yang kita sebut ‘modern.’
Awal Penemuan Harta Karun Pulau Oak
Pada suatu hari di musim panas pada tahun 1795, seorang remaja bernama
Daniel McGinnisNova Scotia.
Dia kemudian merasa penasaran dengan suatu permukaan tanah yang
terlihat aneh. Permukaan tanah tersebut berbentuk bulat dan lebih rendah
dibandingkan tanah di sekelilingnya. Di atas permukaan tanah yang
rendah tersebut terdapat sebuah pohon yang rantingnya seperti dipotong
untuk membentuk sebuah katrol. Karena pernah mendengar tentang kisah
bajak laut di daerah tersebut, McGinnis akhirnya memutuskan pulang dan
memanggil teman-temannya untuk mencari tahu tentang dataran tanah yang
aneh tersebut. sedang menyusuri suatu daerah di pulau Oak,
Beberapa hari kemudian McGinnis bersama dua orang temannya, John Smith (19 tahun) dan Anthony Vaughan
(16 tahun), mulai menggali lubang tersebut. Pada kedalaman 2 meter dari
permukaan, mereka menemukan sebuah batu ubin besar yang menutupi lubang
tersebut. Penggalian kemudian terus dilakukan, dan apa yang mereka
dapati selanjutnya, semakin menguatkan dugaan mereka jika sesuatu yang
sangat berharga telah disembunyikan di dalam lubang tersebut. Pada
kedalaman 10 meter, mereka mendapati sebuah lapisan kayu ek berbentuk gelondongan menutupi lubang tersebut.
Lapisan yang sama juga mereka dapati pada kedalaman 20 meter dan
juga pada kedalaman 30 meter, suatu lapisan kayu berbentuk bundar yang
seolah menjadi lapisan penutup lubang tersebut. Karena merasa sudah
tidak mungkin lagi melanjutkan penggalian untuk ukuran 3 orang remaja,
mereka akhirnya memutuskan untuk kembali pulang dan memikirkan
perencanaan yang matang untuk melanjutkan penggalian. Mereka lalu
meninggalkan lubang tersebut selama 8 tahun. Waktu tersebut mereka
gunakan untuk mencari seseorang atau siapapun yang bisa membantu mereka
baik dalam urusan dana maupun peralatan.
Penggalian Lanjutan
Tidak banyak yang dapat mereka temukan dan usahakan hingga sekitar tahun 1802. Pada tahun tersebut Simon Lynds
mengunjungi lubang tersebut dan terkesan dengan cerita dari 3 sekawan
tersebut. Simeon kemudian membentuk sebuah perusahaan yang khusus untuk
menangani penggalian lubang harta karun tersebut. Perusahaan itu bernama
Onslow Company.
Dengan bantuan sebuah perusahaan, kedalaman 30 meter yang
sebelumnya digali ketiga remaja tersebut dengan susah payah dapat digali
kembali oleh tim penggali dengan mudah. Penggalian kemudian dilanjutkan
hingga kedalaman 90 meter. Mereka menemukan lapisan pelindung lainnya
setiap kedalaman 10 meter.
Pada kedalaman 40 meter, sebuah lapisan arang menutupi lubang
tersebut, pada lapisan 50 meter sebuah lapisan dempul, dan pada
kedalaman 60 meter sebuah lapisan serat kelapa yang menjadi lapisan
penutup. Pada kedalaman 90 meter (versi sejarah lain mengatakan pada
kedalaman 80 meter), tim penggali menemukan suatu petunjuk. Sebuah batu
datar dengan panjang 3 meter dan lebar 1 meter yang mengandung
huruf-huruf aneh dan angka aneh telah menjadi sebuah teka-teki lain
sekaligus seperti penegasan tentang adanya sesuatu yang berharga di
dasar lubang tersebut.
Penggalian kemudian terus dilanjutkan. Pada kedalaman 93 meter,
tanah lubang galian tersebut mulai memasuki lapisan lumpur lunak.
Penggalian kemudian dihentikan pada hari itu ketika mereka mencapai
lapisan lumpur lunak.
Keesokan harinya ketika tim penggali kembali, mereka terkejut
ketika mendapati lubang galian mereka telah dipenuhi air setinggi 33
meter. Tim akhirnya memutuskan untuk memompa air keluar, namun percuma.
Penggalian kemudian baru dilanjutkan pada tahun berikutnya ketika
diputuskan untuk menggali sebuah lubang paralel yang nantinya akan
terhubung dengan lubang galian pertama. Namun usaha mereka menjadi
sia-sia ketika lubang paralel yang dibuat mulai mencapai kedalaman 100
meter, lubang tersebut mulai dipenuhi kembali dengan air.
Proyek ini akhirnya terhenti dan menjadi terlantar selama 45 tahun.
Dalam kurun waktu tersebut, tidak ada lagi yang melakukan penggalian
harta karun.
Pada tahun 1849 kemudian, The Truro Company adalah
perusahaan berikut yang kembali mencoba menguak misteri lubang misteri
di pulau Oak tersebut. Tim penggali langsung mencoba menggali hingga
kedalaman 86 meter, namun karena air mulai kembali menggenang, tim
melakukan spekulasi untuk mem-bor inti lubang sebelum air kembali
menggenang. Pemboran ini membuahkan sebuah hasil yang tidak terduga.
Tanda Pertama sebuah Harta Karun
Pada kedalaman 98 meter bor mendapati suatu lapisan cemara.
Selanjutnya bor terus menembus lapisan lebih dalam. Tim penggali dari
The Truro Company kemudian menemukan 4 inci lapisan kayu pohon ek. Selanjutnya mereka menemukan lapisan metal setebal 22 inci, selanjutnya 4 inci lapisan kayu pohon ek
lagi dan lapisan cemara lainnya. Kesimpulannya, mereka mungkin telah
membor suatu kotak atau peti harta karun yang terbuat dari kayu pohon ek. Ketika mereka mengangkat bor mereka, tim penggali mendapati serpihan kayu ek dan helaian yang terlihat seperti kulit kelapa.
Salah satu bagian bor juga mendapati beberapa untaian rantai yang
terbuat dari emas. Ketika pengeboran berlanjut, tiba-tiba salah seorang
kru mendapati bahwa air dalam lubang itu ternyata adalah air asin dan
sedang naik ke atas mengikuti air pasang. Hal ini mengindikasikan jika
desainer dari lubang ini telah berhasil membuat lubang perangkap cerdas
yang dirancang untuk membanjiri lubang jika seseorang mulai mendapati
harta karun.
Tim penggali kembali pada tahun 1850 dengan rencana untuk menggali
lubang paralel dan berusaha untuk mencapai lubang harta karun tersebut
lewat lubang paralel yang akan dibuat. Namun nihil. Seperti sebelumnya,
ketika lubang mulai menyentuh kedalaman 90 meter, air langsung
membanjiri seisi lubang paralel. Tim penggali kemudian memompa keluar
air yang menggenangi lubang paralel tersebut. Dalam proses memompa air
tersebut keluar yang terkesan tidak mungkin, seorang anggota tim
penggali mendapati jika pada saat air surut, ada sumber air lain yang
masuk, dan air asin itu menandakan jika air tersebut berasal dari
pantai. Tim pun memeriksa pantai tersebut yang menjadi salah satu
penghalang penggalian mereka, dan apa yang mereka dapati tentang pantai
tersebut selanjutnya sungguh diluar akal sehat. Pantai tersebut adalah
pantai buatan.
Berdasarkan pengamatan dari tim penggali, pantai buatan tersebut
telah dirancang sedemikian rupa agar terhubung dengan lubang galian yang
berjarak sekitar 500 meter dari pantai tersebut. Saluran air adri
pantai buatan tersebut menurut perkiraan terhubung dengan lubang galian
harta karun pada kedalaman 110 meter. Untuk lebih jelasnya perhatikan Smith’s Cove Flood Tunnel.
Solusi berikutnya tim penggali dari Truro Company ingin
menghalang aliran air dari pantai yang ada pada saluran air tersebut.
Mereka membangun bendungan yang nantinya akan mengalihkan aliran air
dari Smith’s Cove Flood Tunnel, sehingga nantinya tidak akan
ada air yang akan menggenangi lubang galian ketika air dipompa keluar.
Sayangnya sebuah badai menghancurkan bendungan yang dibangun sebelum
bendungan itu selesai dibuat. Truro Company akhirnya menyerah pada tahun Hal menarik yang perlu dicatat dari pembangunan bendungan oleh tim galian dari Truro Company adalah, tim menemukan sisa-sisa bendungan yang lebih tua ketika mereka membangun bendungan mereka.
Pencarian harta karun pulau Oak selanjutnya kembali dilakukan pada tahun 1861 oleh Oak Island Association.
Hal pertama yang dilakukan tim penggali dari OIA adalah membersihkan
lubang harta karun hingga kedalaman 88 meter. Mereka kemudian menggali
lubang baru ke arah timur. Lubang yang digali ke arah timur ini
bermaksud untuk mencoba menemukan saluran lubang harta karun yang
terhubung ke laut. Setelah mencapai kedalaman 120 meter, tim penggali
akhirnya membatalkan rencana mereka karena tidak menemukan satu saluran
pun yang terhubung ke lubang harta karun. Lubang baru tersebut akhirnya
menjadi terlantar. Lubang kedua yang digali untuk mencari harta karun
tersebut selanjutnya digali untuk mencari saluran harta karun ini ke
arah barat.
Ketika lubang kedua ini mencapai kedalaman 118 meter, tiba-tiba air
mulai membanjiri lubang galian tersebut, sama seperti yang terjadi pada
lubang galian utama harta karun pulau Oak. Saat air mulai membanjiri
lubang tersebut itulah tiba-tiba lubang galian itu ambruk kebawah lebih
dalam dari 15 meter, tidak ada yang tahu pasti seberapa dalam harta
karun yang di dalamnya ambruk ke bawah. Pada penggalian dari OIA inilah
pertama kali memakan korban jiwa. Namun korban yan jatuh bukan karena
tertimbun di lubang galian, melainkan karena pompa uap yang digunakan
tiba-tiba meledak dan mencederai tim yang ada di sekitar hingga memakan
korban. Penggalian ini juga akhirnya tidak berhasil memecahkan teka-teki
saluran lubang harta karun pulau Oak. Proyek oleh OIA ini akhirnya
dihentikan pada tahun 1864 karena kehabisan dana.
Pencarian selanjutnya terus berlanjut pada tahun 1866, 1893, 1909,
1931 dan 1936. Pencarian yang mulai menggunakan metode-metode modern ini
selanjutnya belum juga berhasil memecahkan misteri dari saluran lubang
harta karun pulau Oak. Metode-metode modern yang digunakan antara lain
adalah dengan meledakkan saluran pembanjir, membuat bendungan yang akan
menjaga agar air tidak akan memenuhi lubang galian, dan menggali
menggunakan derek penggalian (tidak secara manual lagi). Satu-satunya
dari cara-cara modern yang membuahkan hasil yaitu keberhasilan menutup
aliran air dari Smith’s Cove Tunnel, namun keberhasilan ini hanya
membuat aliran air buatan manusia lainnya lebih banyak mengalir dari
arah selatan.
Pada tahun 1936, Gillbert Hadden yang bekerja sama dengan Fred Blair
memulai investigasi baru terhadap pulau Oak. Kali ini fokus mereka
tidak hanya pada lubang galian utama, tetapi kepada seisi pulau. Mereka
mulai mencari hal-hal yang mungkin akan terkait dengan harta karun
tersebut. Investigasi ini akhirnya menemukan 2 hal penting. Yang pertama
adalah penemuan batuan berukir pada kedalaman 90 meter dari di lubang
galian harta karun, sedangkan penemuan kedua adalah sepotong kayu yang
diduga merupakan bagian dari suatu konstruksi besar karena mempunyai
bentuk yang dapat dihubungkan dengan bagian lainnya dengan menggunakan
sebuah pin (mungkin semacam baut).
Hingga saat ini pengeboran masih berlanjut. Pengeboran saat ini dikomando oleh Blankenship dan Briton. Penemuan besar yang terjadi dari Briton dan Blankenship, yaitu apa yang dikenal dengan nama Borehole 10-X. Tabung baja sepanjang 237 meter, dan tenggelam pada kedalaman 180 meter meter di tepi timur laut.
Borehole 10-X
Teori
Dibawah ini adalah beberapa teori yang beredar di masyarakat mengenai siapa sebenarnya pemilik dari harta karun tersebut.
Captain William Kidd – Sebagai seorang pelaut
terkenal, rumor tentang harta karunnya tidak lepas dari pembicaraan
masyarakat pulau Oak. Beberapa legenda mengenai harta karunnya juga
merujuk kepada pulau Oak.
The French – teori ini mengatakan jika pemilik
dari harta karun tersebut adalah Prancis yang mengubur uang mereka
sebagai antisipasi dari kekalahan perang yang banyak terjadi ketika
melawan Inggris pada masa kolonisasi Amerika.
The Vikings – Beberapa catatan masyarakat juga
mengatakan jika bangsa Viking telah beberapa kali mengunjungi Amerika.
Meskipun tidak ada yang berani menegaskan jika harta karun tersebut
adalah milik bangsa Viking, namun rumor tentang mereka juga tidak lepas
dari bahan pembicaraan masyarakat.
Bands of pirates – Pulau Oak juga terkenal telah
banyak menjadi tempat persinggahan bajak laut. Fakta ini memunculkan
teori kepercayaan baru jika harta karun telah dikubur di suatu tempat di
pulau Oak.
Inca or Maya treasure – selama masa penjajahan
Amerika oleh Eropa pada abad ke-18 dan 19, banyak dari kekayaan
peradaban Inca dan Maya yang lenyap. Teori kemudian menyebutkan jika
mungkin saja beberapa yang masih simpati dengan Amerika telah mengubur
harta kekayaan dari peradaban Inca dan Maya di suatu tempat seperti
pulau Oak.
Teka-teki Tulisan Pada Batu Ukir
Sebagaimana telah saya sebutkan di atas jika pada kedalamana 90
meter, telah ditemukan sebuah batu yang mengandung tulisan aneh. Batu
yang ditemukan pada kedalaman 90 meter tersebut mempunyai tulisan
sebagai berikut:
Tulisan Pada Batu yang Ditemukan Pada Kedalaman 90 meter
Batu tersebut telah menghilang sampai sekarang. Meskipun memiliki
makna tersendiri bagi para pemburu harta karun di pulau Oak, namun
beberapa kalangan meragukan keaslian batu tersebut. Mereka yang
berpandangan ragu akan batu tersebut mengatakan jika batu tersebut
mungkin saja telah dibuat dan ditinggalkan oleh para penggali terdahulu
agar membuat para penggali selanjutnya hanya lebih bingung.
Meskipun demikian, seorang profesor bahasa dari Universitas Halifax
pada tahun 1866, pernah mencoba menerjemahkan skrip tersebut.
Kunci untuk menerjemahkan skrip tersebut
Dengan demikian, hasil alih bahasanya menjadi seperti ini