Pola-pola sidik jari pada kulit berhubungan dan 'segambar' dengan otak.
Tes psikologi memang masih menjadi salah satu metode yang banyak dipilih orang. Bahkan beberapa dekade terakhir ini para ahli psikologi terus menyempurnakan tes untuk menganalisis kecerdasan dan kepribadian seseorang. Misalnya dengan tes bakat minat, tes kepribadian, grafologi, tes gambar dan sebagainya.
Akan tetapi, selain tes psikologi, dikenal pula metode lain untuk mengetes potensi kita. Misalnya analisis sidik jari. Metode ini kabarnya dapat mengungkap potensi dan karakter asli seseorang. Seperti untuk mengetahui apakah orang itu bersifat introvert atau ekstrovert, bagaimana kemampuan daya tangkapnya, hingga metode belajar yang cocok untuknya.
Analisis sidik jari sebenarnya sudah digunakan dalam dunia kepolisian. Istilah yang digunakan adalah daktiloskopi, yakni ilmu yang mempelajari sidik jari untuk keperluan pengenalan kembali identitas seseorang. Caranya dengan mengamati garis yang terdapat pada jari tangan dan telapak kaki.
‘Segambar’ dengan Otak
Ilmu yang dipakai untuk menganalisis potensi berdasar sidik jari disebut dermatoglyphics.Inilah ilmu yang mempelajari pola guratan kulit atau sidik jari serta hubungannya dengan genetika tubuh manusia.
Dalam beberapa penelitian, para ahli di bidangdermatoglyphics dan kedokteran anatomi tubuh menemukan fakta bahwa pola sidik jari bersifat genetis. Ibarat sebuah kode khusus dalam diri manusia yang tidak bisa dihapus atau diubah. Kode ini pun sudah muncul ketika janin berusia 13-24 minggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar