Tim Nasional (Timnas) Pelestarian dan Pengelolaan Gunung Padang menemukan struktur batuan unik di situs itu.
Tim
Nasional (Timnas) Pelestarian dan Pengelolaan Gunung Padang menemukan
struktur batuan unik di situs yang berada di Desa Karyamukti, Kecamatan
Campaka, Kabupaten Cianjur, itu. Struktur batuan menyerupai jendela itu
ditemukan setelah semak-semak yang menutupinya dibersihkan.
Sekretaris Timnas Pelestarian dan Pengelolaan Gunung Padang, Erick Ridzky, mengatakan, struktur batuan itu diduga merupakan dolmen yang terletak di luar situs, tepatnya di sisi barat laut Gunung Padang.
"Jika pengunjung naik ke atas situs melalui sisi barat (tangga baru), sekitar 25 meter sebelum naik ke Teras 1 Gunung Padang, di sebelah kiri kita akan temui dolmen seperti itu yang tertutup semak belukar," ujar Erick melalui pesan Blackberry, Rabu (24/9).
Menurut Erick, dolmen seperti yang ditemukan di Gunung Padang biasanya digunakan sebagai pintu, ceruk saluran air, ventilasi sebuah ruangan, atau bahkan digunakan sebagai nisan makam- makam tradisional, seperti di Toraja. Saat ini temuan tersebut sudah didata dan akan segera dikonservasi Timnas yang bekerja sama dengan Balai Cagar dan Pelestarian Budaya (BPCB) Serang.
"Usia batuan sulit untuk diperiksa carbon dating-nya. Biasanya yang di-carbon dating adalah material karbon hasil pembakaran aktivitas manusia atau jasad renik pada permukaan di mana dolmen berada. Saat ini kami belum lakukan uji karbon pada permukaan di mana dolmen diletakkan," kata Erick.
Dari penelusuran, kata Erick, belum ditemukan dolmen serupa di situs yang usianya diperkirakan mencapai 5200 SM itu. Akan tetapi, sebetulnya banyak ditemukan artefak lainnya. Hanya saja, kata dia, Timnas masih melakukan pendataan sehingga belum merilis temuan artefak tersebut.
"Mudah-mudahan Ali Akbar sebagai arkeolog bisa lebih awal merilisnya. Sebagian artefak sedang dalam proses analisis laboratorium multisains," ujar Erick.
Sebelumnya, sejumlah artefak ditemukan di Gunung Padang setelah penelitian terhadap situs megalitikum itu dilanjutkan. Salah satu benda unik yang ditemukan itu berupa logam yang bentuknya menyerupai koin.
Wakil Ketua Tim Nasional (Timnas) Penelitian Gunung Padang Bidang Arkeologi, Ali Akbar, memastikan logam berbentuk koin merupakan artefak murni lantaran buatan manusia. Namun artefak berbentuk koin yang ditemukan Senin, 15 September 2014, itu diyakini bukan sebagai alat transaksi, melainkan menyerupai amulet.
Selain itu, ditemukan juga batuan yang sudah terpahat di lokasi ekskavasi di Teras Lima bagian luar. Diduga batuan yang sudah terpahat itu merupakan artefak yang terpendam di situs Gunung Padang. Artefak yang menyerupai kujang itu diduga merupakan peninggalan budaya masyarakat di sekitar situs Gunung Padang.
Menurut Ali, artefak itu merupakan buatan manusia lantaran batu tersebut dipangkas dan digosok halus. Teknik tersebut memang sudah dikenal pada masa prasejarah. Akan tetapi, bentuk yang ditemukan itu kemungkinan besar baru ditemukan di Indonesia bahkan di dunia.
Sekretaris Timnas Pelestarian dan Pengelolaan Gunung Padang, Erick Ridzky, mengatakan, struktur batuan itu diduga merupakan dolmen yang terletak di luar situs, tepatnya di sisi barat laut Gunung Padang.
"Jika pengunjung naik ke atas situs melalui sisi barat (tangga baru), sekitar 25 meter sebelum naik ke Teras 1 Gunung Padang, di sebelah kiri kita akan temui dolmen seperti itu yang tertutup semak belukar," ujar Erick melalui pesan Blackberry, Rabu (24/9).
Menurut Erick, dolmen seperti yang ditemukan di Gunung Padang biasanya digunakan sebagai pintu, ceruk saluran air, ventilasi sebuah ruangan, atau bahkan digunakan sebagai nisan makam- makam tradisional, seperti di Toraja. Saat ini temuan tersebut sudah didata dan akan segera dikonservasi Timnas yang bekerja sama dengan Balai Cagar dan Pelestarian Budaya (BPCB) Serang.
"Usia batuan sulit untuk diperiksa carbon dating-nya. Biasanya yang di-carbon dating adalah material karbon hasil pembakaran aktivitas manusia atau jasad renik pada permukaan di mana dolmen berada. Saat ini kami belum lakukan uji karbon pada permukaan di mana dolmen diletakkan," kata Erick.
Dari penelusuran, kata Erick, belum ditemukan dolmen serupa di situs yang usianya diperkirakan mencapai 5200 SM itu. Akan tetapi, sebetulnya banyak ditemukan artefak lainnya. Hanya saja, kata dia, Timnas masih melakukan pendataan sehingga belum merilis temuan artefak tersebut.
"Mudah-mudahan Ali Akbar sebagai arkeolog bisa lebih awal merilisnya. Sebagian artefak sedang dalam proses analisis laboratorium multisains," ujar Erick.
Sebelumnya, sejumlah artefak ditemukan di Gunung Padang setelah penelitian terhadap situs megalitikum itu dilanjutkan. Salah satu benda unik yang ditemukan itu berupa logam yang bentuknya menyerupai koin.
Wakil Ketua Tim Nasional (Timnas) Penelitian Gunung Padang Bidang Arkeologi, Ali Akbar, memastikan logam berbentuk koin merupakan artefak murni lantaran buatan manusia. Namun artefak berbentuk koin yang ditemukan Senin, 15 September 2014, itu diyakini bukan sebagai alat transaksi, melainkan menyerupai amulet.
Selain itu, ditemukan juga batuan yang sudah terpahat di lokasi ekskavasi di Teras Lima bagian luar. Diduga batuan yang sudah terpahat itu merupakan artefak yang terpendam di situs Gunung Padang. Artefak yang menyerupai kujang itu diduga merupakan peninggalan budaya masyarakat di sekitar situs Gunung Padang.
Menurut Ali, artefak itu merupakan buatan manusia lantaran batu tersebut dipangkas dan digosok halus. Teknik tersebut memang sudah dikenal pada masa prasejarah. Akan tetapi, bentuk yang ditemukan itu kemungkinan besar baru ditemukan di Indonesia bahkan di dunia.
(Sumber: Tribun Jabar, NGI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar